BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada
dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan
kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan
juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa
terwujud, maka manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan
diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena
harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan. Harapan dan
kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia
karena setiap manusia mempunyai harapan dan kepercayaan kepada Allah
SWT.
B.
RUMUSAN PEMBAHASAN
- Apakah pengertian dari Manusia itu ?
- Apakah pengertian dari Harapan itu ?
- Apa hubungan antara manusia dan harapan ?
- Apa sebab manusia memiliki harapan ?
- Apa hubungan antara harapan dan kepercayaan ?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan
dari pembahasan materi ini adalah untuk menjelaskan pengertian dari
manusia, menjelaskan pengertian harapan, menjelaskan hubungan antara
manusia dan harapan, menjelaskan penyebab memiliki harapan, dan
menjelaskan hubungan antara harapan dan kepercayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia
adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia
memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan
panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia
terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu
menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus)
atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai
sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN
HARAPAN
Harapan
berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau
sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai
makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya
merupakan karunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri dan sukar
dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus
harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan
kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan
kepercayaan kepada Allah SWT.
Harapan
atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan
diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak,
tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan
sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba
menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Setiap
orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau
keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara
yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang
dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya
mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor lingkungan sosial,
ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang
rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat
berakibat buruk pada diri sendiri.
Beberapa
pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir
positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam
psikolog untuk menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.
C. MANUSIA
DAN HARAPAN
Harapan
dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian,
kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu
yang terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain
atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau
terwujud.
Menurut
macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis
harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu
sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional,
bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan
yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan
itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya
atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang
yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya,
orang yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan
itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya
dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan
hal-hal sebagai berikut :
- Harapan apa yang baik
- Bagaimana cara mencapai harapan itu
- Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika
manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di
akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di
kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat
menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap
bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai
manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan
dan terwujud.
D. SEBAB
MANUSIA MEMILIKI HARAPAN
Menurut
kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke
dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di
tengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan
berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
Ada
dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain,
yaitu : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
- Dorongan Kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT.
Misalnya : menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan,
berkata, dan mempunyai keturunan. Setiap diri manusia mempunyai
kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia
mempunyai keinginan dan harapan.
Dalam
diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama
dengan manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai
harapan.
- Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah
menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan
hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya
makan, minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan kebutuhan rohani,
misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan
manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat
terbatas, baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow
mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan
itu merupakan lima harapan manusia, yaitu :
- Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
- Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
- Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
- Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
- Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
E. HARAPAN
DAN KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap sebagai wahyu dari Allah SWT.
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam
hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati
kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
Harapan
dan kepercayaan saling melengkapi. Karena dalam memenuhi atau
mewujudkan harapan, manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan
berusaha dan berdo’a sungguh-sungguh kepada Allah SWT serta
mempercayai adanya Allah SWT, harapan akan terwujud dan terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada
dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan
kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan
atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan
diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak,
tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan
sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba
menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Harapan
seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya
seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang
besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya
kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdo’a.
B.
SARAN
Dalam
setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak
boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan
keinginan itu lah yang membuat hidup kita menjadi berarti di dunia
ini, yang terus memberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan
memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
Selain
itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah SWT,
yaitu dengan berusaha dan berdo’a yang seimbang. Dan diharapkan
kita dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada
dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang
lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita jika harapan
yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus asa
untuk selalu terus mecoba.
DAFTAR PUSTAKA :
Widyo Nugroho,
Achmad Muchji. 1996. Ilmu
Budaya Dasar.
Jakarta : Universitas Gunadarma
Suyadi M.P. Drs.,
Buku
Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar,
Depdikbud U.T. 1984-1985.
http://id.wikipedia.org/wiki/HarapanMakalah
Manusia dan Harapan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada
dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan
kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan
juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa
terwujud, maka manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan
diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena
harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan. Harapan dan
kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia
karena setiap manusia mempunyai harapan dan kepercayaan kepada Allah
SWT.
B.
RUMUSAN PEMBAHASAN
- Apakah pengertian dari Manusia itu ?
- Apakah pengertian dari Harapan itu ?
- Apa hubungan antara manusia dan harapan ?
- Apa sebab manusia memiliki harapan ?
- Apa hubungan antara harapan dan kepercayaan ?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan
dari pembahasan materi ini adalah untuk menjelaskan pengertian dari
manusia, menjelaskan pengertian harapan, menjelaskan hubungan antara
manusia dan harapan, menjelaskan penyebab memiliki harapan, dan
menjelaskan hubungan antara harapan dan kepercayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia
adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia
memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan
panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia
terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu
menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus)
atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai
sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN
HARAPAN
Harapan
berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau
sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai
makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya
merupakan karunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri dan sukar
dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus
harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan
kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan
kepercayaan kepada Allah SWT.
Harapan
atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan
diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak,
tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan
sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba
menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Setiap
orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau
keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara
yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang
dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya
mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor lingkungan sosial,
ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang
rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat
berakibat buruk pada diri sendiri.
Beberapa
pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir
positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam
psikolog untuk menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.
C. MANUSIA
DAN HARAPAN
Harapan
dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian,
kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu
yang terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain
atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau
terwujud.
Menurut
macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis
harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu
sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional,
bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan
yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan
itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya
atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang
yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya,
orang yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan
itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya
dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan
hal-hal sebagai berikut :
- Harapan apa yang baik
- Bagaimana cara mencapai harapan itu
- Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika
manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di
akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di
kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat
menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap
bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai
manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan
dan terwujud.
D. SEBAB
MANUSIA MEMILIKI HARAPAN
Menurut
kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke
dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di
tengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan
berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
Ada
dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain,
yaitu : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
- Dorongan Kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT.
Misalnya : menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan,
berkata, dan mempunyai keturunan. Setiap diri manusia mempunyai
kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia
mempunyai keinginan dan harapan.
Dalam
diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama
dengan manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai
harapan.
- Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah
menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan
hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya
makan, minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan kebutuhan rohani,
misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan
manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat
terbatas, baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow
mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan
itu merupakan lima harapan manusia, yaitu :
- Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
- Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
- Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
- Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
- Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
E. HARAPAN
DAN KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap sebagai wahyu dari Allah SWT.
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam
hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati
kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
Harapan
dan kepercayaan saling melengkapi. Karena dalam memenuhi atau
mewujudkan harapan, manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan
berusaha dan berdo’a sungguh-sungguh kepada Allah SWT serta
mempercayai adanya Allah SWT, harapan akan terwujud dan terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada
dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan
kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan
atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan
diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak,
tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan
sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba
menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Harapan
seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya
seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang
besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya
kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdo’a.
B.
SARAN
Dalam
setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak
boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan
keinginan itu lah yang membuat hidup kita menjadi berarti di dunia
ini, yang terus memberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan
memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
Selain
itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah SWT,
yaitu dengan berusaha dan berdo’a yang seimbang. Dan diharapkan
kita dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada
dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang
lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita jika harapan
yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus asa
untuk selalu terus mecoba.
DAFTAR PUSTAKA :
Widyo Nugroho,
Achmad Muchji. 1996. Ilmu
Budaya Dasar.
Jakarta : Universitas Gunadarma
Suyadi M.P. Drs.,
Buku
Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar,
Depdikbud U.T. 1984-1985.