MAKALAH
KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penulis
Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah. Makalah ini
membahas “Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar–besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu
budaya dasar atau bahasa luarnya di sebut basic humanities. kata
humanities awalnya berasal dari negara inggris yang berarti dalam bahasa
indonesia adalah sastra. kata humanities berasal dari bahasa latin yang artinya
adalah berbudaya dan halus.
Sastra
dalam arti khususnya itu biasa kita gunakan dalam
kebudayaan adalah ekspresi dan isi hati dari perasaan manusia yang diungkapkan
dalam bentuk pandangan cerdas yang dituangkan dalam bentuk sesuatu
hal yang mencerminkan sebuah keindahan, Secara morfologis, kesusastraan
dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan
-an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah,
kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari
segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
1.2. Rumusan Masalah
·
Pendekatan Kesusastraan
·
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan
dengan Prosa
·
Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
·
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan
dengan Puisi
1.3. Tujuan
Karya
sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang
disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan
memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang
disajikan, karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui
pengalaman hidup para tokoh dalam karya, karya sastra dapat memperkaya pengetahuan
intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran,cita-cita, serta kehidupan
masyarakat yang digambarkan dalam karya, karya sastra mengandung unsur
pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa
dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana
penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya, dann karya
sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang
keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut
dalam waktu tertentu
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan Kesusastraan
A. Sastra Dalam Pengertian Umum
Sastra (Sanskerta: shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
“instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan”
atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak
bisa adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra
tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak
berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk
mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Sastra dibagi menjadi 2
yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan
Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu.
Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh
karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
B. Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
·
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra
atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai
medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
·
Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
·
Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan
yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan,
keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
·
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan
adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain
sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
·
Eagleton (1988 : 4)
Sastra
adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan
bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan,
didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
·
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau
gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan
peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena
itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
·
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui
agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
·
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata,
bukan sebuah benda
·
Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga
sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan
ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu
sendiri adalah suatu kenyataan social.
·
Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang
bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan
berguna yang menandakan hal-hal lain”
2.2 Ilmu Budaya Dasar yang
dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan
yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata
prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis
tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam
dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa
indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang
dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Berikut adalah jenis-jenis dari
prosa, yaitu:
·
Prosa naratif
·
Prosa deskriptif
·
Prosa eksposisi
·
Prosa argumentatif
·
Prosa Lama
·
Prosa Baru
Tapi dari sekian banyaknya jenis-jenis Prosa ini hanya
ada 2 jenis Prosa yang bisa saya jelaskan, yaitu sebagai berikut:
1. Prosa Lama
A. Sejarah
Sejarah
(tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari
suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan
dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah
raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan
masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias
Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
B. Kisah
Kisah, adalah
cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke
tempat lain. Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah
Abdullah ke Jedah
C. Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat
khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
·
Fabel, adalah cerita lama yang
menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut
sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau,
Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung
bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
·
Mite (mitos), adalah cerita-cerita
yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang
dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo,
Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian,
Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
·
Legenda, adalah cerita lama yang
mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh :
Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
·
Sage, adalah cerita lama yang
berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan,
kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara,
Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
·
Parabel, adalah cerita rekaan yang
menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau
perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan
lain-lain.
·
Dongeng jenaka, adalah cerita
tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing
dilukiskan secara humor.
Contoh :
Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.
D. Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita yang
didalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh :
Seribu Satu Malam.
2.Prosa Baru
A. Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang
mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman,
pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa
atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan
suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak
digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. dugfiugs
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa
macam, antara lain sebagai berikut:
·
Roman transendensi, yang di dalamnya
terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat
dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir
Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
·
Roman sosial adalah roman yang
memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan
mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara
Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
·
Roman sejarah yaitu roman yang
isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau
kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St.
Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
·
Roman psikologis yaitu roman yang
lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku
tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi
Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
·
Roman detektif merupakan roman yang
isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi
pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus
kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria
oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
B. Novel
Novel berasal
dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang
melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik,
dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut
mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel
pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang
dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya
Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang,
Surabaya oleh Idrus.
C. Cerpen
Cerpen adalah
bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya
yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau
pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya.
Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman
Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau
Kami oleh A.A. Navis.
D. Riwayat
Riwayat
(biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup
pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain
sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto
Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
E. Kritik
Kritik adalah
karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi
alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya
objektif dan menghakimi.
F. Resensi
Resensi adalah
pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.).
Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai
aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan
penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau
dinikmati.
G. Esai
Esai adalah
ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan
pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan,
ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan
drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat
subjektif atau sangat pribadi. dan tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.
2.3 Nilai-nilai dalaam Prosa Fiksi
Sebagai
seni yang bertulang panggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan
lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara
lain :
·
Prosa fisksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenagan
yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman
sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan.
Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang
asing, yang belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama
hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah
lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
·
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis
informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam nivel sering kita
dapat belajar sesiatu uang lebih daripada sejarah atau lapiran jurnalistik
tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehiduoab yang
akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
·
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat
menstimulai imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan uang tak
henti-hentinya dan warisan budaya bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya, salah
asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian,
harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya
dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi
seperti jalan taka da ujung, missal menggambarkan suatu tindakan heroism yang
mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak
lagi mengalami secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak mengalami secara
fisik itulahm jiwa kepahlawanan perlu disentuh melalui hasil-hasil sastra.
·
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi
seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan dengan banyak
individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih
respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda
darioada aoa yang disajikan dalam kehidupan sediri. Adanya semacam kaidah
kemungkinan yang tidak munkindalam fiksi inilah yang memungkinkan pembaca untuk
dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup
dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan
terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi
kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari
pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status social tinggi, tetapi
tenyata mendatangi perempuan simpanannya walaupun denga alasan-alasan
psikologis, seperti dikisahkan dalam novel belenggu, adalah cintih kemungkinan
yang tidak mungkin. Tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas perspektifnya
tentang kehidupan manusia. Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat
dibagu menjadi dua; Karya sastra yang menyearakan aspirasi jamannya, dan karya
sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan
kedua-duanya. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jmannya mengajak pembaca
untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra
Indonesia di jaman Jepang yang dikelompokkan ke dalam kelompok ini. Karya
sastra yang menyuarakan jamannya, biasa tidak mengajak pembaca untuk melakukan
sesuaty, akan tetapi untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu selalu
menyampaikan masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi
tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai temperamen, pendirian, dan kemauan
yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi
baik di dalam tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan lainnya.
2.4 Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Puisi
Pengertian Puisi
Puisi dari bahasa Yunani Kuno adalah
seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu
bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang
membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa
ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis
literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala
kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang
membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya. Baris-baris pada puisi dapat
berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan
salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang
juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca
hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi
penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak
ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada
beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru. Namun beberapa kasus
mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika
ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’.
kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan
gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa
disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada
bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa
daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka
enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Adapun alasan-alasan yang mendasari
penyajian yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar
adalah :
·
Hubungan puisi dengan pengalaman
hidup manusia.
·
Puisi dan keinsyafan/kesadaran
individual.
·
Puisi dan keinsyafan sosial.
Macam-macam puisi dan
bagian-bagiannya
Macam-macam puisi dibedakan
berdasarkan zaman:
1. Puisi Baru
Puisi baru : Puisi yang muncul
karena pengaruh sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas dalam
penggunaan rima, pilihan kata, serta irama.
2.Puisi Lama
Puisi Lama : Puisi yang mengikuti
ketentuan umum pada puisi seperti, rima, irama, dan baris. Jenis puisi lama :
·
Mantra
·
Karmina (Pantun singkat)
·
Talibun
·
Syair
·
Gurindam
3. Puisi Modern
Puisi Modern : Puisi bebas yang
muncul pada tahun awal kemerdekaan yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi
ini tidak mengutamakan bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi dan makna dari
puisi tersebut.
Kepuitisan atau keartistikan puisi
dapat dibangun menggunakan :
·
Figura Bahasa (personifikasi,
hiperbola, metafora, dll)
·
Kata – kata ambigu
·
Kata-kata yang mengandung perasaan
dan pengalaman penyair
·
Kata – kata konotatif
·
Pengulangan untuk mengintensifkan
hal yang dilukiskan
BAB
III
KESIMPULAN
Masalah sastra dan seni sangat erat
hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh
ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia
sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam
konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah
sebagai berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa
dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan
kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus
menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya .
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah
diciptakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar